Rabu, 26 Januari 2011

SEBUAH DOSA

               “Tuhan dosaku menggunung tinggi tapi rakhmat-Mu melangit luas
                Harga selautan syukurku hanyalah setipis nikmat-Mu dibumi”


Dosa. Itu adalah sebuah nama yang selalu mengiringi kata: perbuatan, dimana kata perbuatan tersebut yang berarti segala tindak-tanduk atau tingkah laku seorang manusia dan ini tidak berlaku untuk semua penghuni dimuka bumi ini selain makhluk yang bernama manusia. “Perbuatan dosa seorang manusia”, itulah susunan kata-kata yang menjadi sebuah kalimat yang mempunyai arti dan makna yang dalam bagi manusia.
Sebuah perbuatan dosa yang dilakukan seorang manusia baik yang disengaja ataupun tidak, pada hakekatnya adalah menunjukkan bahwa pada diri manusia itu terdapat banyak kelemahan-kelemahan sebagai makhluk ciptaan Allah SWT atas segala gangguan-gangguan yang terjadi disekitar manusia tersebut. Atau dengan kata lain, kelemahan-kelamahan pada diri manusia tersebut diakibatkan adanya interfensi atau campur tangan pihak lain sehingga sebuah perbuatan dosa dilakukan oleh manusia itu sendiri. Jika tidak ada interfensi atau campur tangan pihak lain, mungkin pada diri manusia tersebut tidak akan melakukan sebuah perbuatan dosa yang menunjukkan sisi kelemahan diri manusia itu sendiri. Interfensi atau campur tangan pihak lain disini adalah pihak diluar manusia yang mendorong, mengajak atau membujuk diri manusia kepada kejahatan, kerusakan ataupun kemaksiatan pada diri manusia, sehingga posisi manusia sama dengan pihak tersebut atau minimal mendekati.
Contoh yang paling konkrit adalah sebuah perbuatan dosa yang untuk pertama kalinya dilakukan oleh seorang manusia yaitu pada diri bapak dan ibu semua manusia ; nabi Adam AS dan Siti Hawa. Bagaimana sampai terusirnya nabi Adam AS dan Siti Hawa dari dalam syurga-Nya Allah SWT kemuka bumi ini yaitu didunia. Sebelum adanya interfensi pihak lain, kehidupan nabi Adam AS dan Siti Hawa didalam syurga-Nya Allah SWT sungguh sangat membahagiakan. Apa saja keinginan nabi Adam AS dan Siti Hawa semuanya tersedia didalam syurga dan segalanya terpenuhi disana. Sehingga tidak menyangka ada pihak lain yang tidak senang dengan keberadaan nabi Adam AS dan Siti Hawa didalam syurga. Pihak lain itulah yang dengan segala keahliannya mempengaruhi, menggoda dan membujuk nabi Adam AS dan Siti Hawa untuk melakukan sebuah perbuatan dosa, sehingga mengakibatkan keduanya terusir dari syurga-Nya Allah SWT untuk kemudian disuruh tinggal menetap dimuka bumi ini sampai beranak-pinak hingga sekarang ini adanya diri kita, manusia yang berbangsa-bangsa didunia ini. Jadi, apakah bisa dikatakan bahwa sebuah perbuatan dosa yang dilakukan manusia itu adalah refleksi dari sebuah perbuatan dosa yang dilakukan oleh nabi Adam AS dan Siti Hawa….???.
  Pada diri manusia sebenarnya terdiri dari dua unsur yaitu unsur langit yang mengarah keatas dan unsur bumi yang mengarah kebawah. Apabila unsur langit yang mendominasi diri kita, tentunya diri kita akan berada setingkat dengan para malaikat bahkan bisa melebihi para malaikat tersebut. Atau sebaliknya, apabila unsur bumi yang mendominasi diri kita, maka kedudukan diri kita akan sama dengan para iblis laknatullah bahkan bisa lebih rendah lagi dari mereka. Na’udzubillahi min dzalik…!.
Sekarang tinggal tergantung pada diri kita masing-masing, apakah diri kita akan mengasah unsur langit atau sebaliknya…?. Disinilah sebenarnya permasalahan, bagaimana sebuah perbuatan dosa dilakukan oleh seorang manusia. Intinya, pada diri manusia itu sendiri sebenarnya sudah terdapat nilai-nilai kebaikan atau sisi-sisi kebaikannya dan juga nilai-nilai kejahatan atau sisi-sisi kejelekkannya. Antara keduanya ini yaitu sisi kebaikan dan sisi kejelekkan harus menjadi indikator atas segala perbuatan yang telah atau akan dilakukan oleh manusia itu sendiri, sehingga pada diri manusia tersebut bisa merasakan sekaligus menilai apakah perbuatan yang telah atau akan dilakukan itu berada pada sisi kebaikan atau pada sisi kejelekkan secara sadar. Dan sisi-sisi kebaikan itu semestinya yang menjadi penyemangat dan pendorong disetiap langkah perbuatan yang telah atau akan dilakukan manusia dan menjadi rambu-rambu pengingat apabila langkah perbuatan yang telah atau akan dilakukan manusia yang cenderung kearah nilai-nilai keburukan. Jadi, setiap diri manusia yang akan melakukan sebuah perbuatan dosa akan sadar dan menyadari akan perbuatan mereka baik atau buruk(apalagi ditambah dengan pengetahuan agamanya yang baik), sehingga dengan demikian dapat meminimalisir sebuah perbuatan dosa diri kita, baik terhadap Allah SWT maupun terhadap semua makhluk ciptaan-Nya yang ada dimuka bumi ini. Bagaimana menurut anda…..?!!.



Tuhanku ampunkanlah segala dosaku
Tuhanku ma’afkanlah kejahilan hamba-Mu
Kusering melanggar larangan-Mu baik sadar ataupun tidak
Kusering meninggalkan suruhan-Mu walau sadar aku milik-Mu

Oh Tuhanku Kau pimpinlah diri ini yang mendamba cinta-Mu
Aku lemah aku jahil tanpa pimpinan dari-Mu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar